Menurut Andi, pernyataan Soetan tersebut
merupakan fitnah terhadap Gus Dur, pelecehan terhadap NU, sekaligus
mendistorsi sejarah. "LPBH PBNU akan melayangkan somasi kepada Partai
Demokrat cq Soetan Bhatoegana," katanya.
Jakarta, Aktual.co — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan melayangkan somasi terhadap Partai Demokrat terkait pernyataan petinggi partai itu, Soetan Bathoegana, yang dinilai melecehkan Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang merupakan tokoh kebanggaan NU. "LPBH PBNU akan melayangkan somasi kepada Partai Demokrat cq Soetan Bhatoegana," kata Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH) PBNU Andi Najmi Fuadi di Jakarta, Senin.
Andi menjelaskan, dalam
dialog di Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Rabu (21/11), Soetan menyebut
Gus Dur dilengserkan dari kursi kepresidenan karena terlibat skandal
korupsi Buloggate dan Bruneigate. Menurut Andi,
pernyataan Soetan tersebut merupakan fitnah terhadap Gus Dur, pelecehan
terhadap NU, sekaligus mendistorsi sejarah. "Gus
Dur jatuh bukan karena kasus hukum tapi korban konspirasi politik
orang-orang yang terancam oleh langkah-langkah Gus Dur selaku Presiden,"
tandas Andi.
Dikatakannya, Sidang Istimewa MPR
2001 yang menjadi ajang pelengseran Gus Dur, sama sekali bukan untuk
"mengadili" mantan Ketua Umum PBNU tiga periode itu karena kasus hukum,
apalagi skandal korupsi yang dituduhkan kepadanya, namun menyikapi
pengangkatan Chaerudin Ismail sebagai Kapolri yang dianggap menyalahi
TAP MPR VII/2000.
Menurut Andi, pernyataan Soetan itu menuai protes keras dari pengurus dan warga NU di berbagai wilayah.
Desak
Soetan Secara terpisah Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Pencak Silat NU
Pagar Nusa, M Nabil Haroen, mendesak Soetan Bathoegana mencabut
pernyataannya dan meminta maaf. "Jika
Bathoegana tak segera meminta maaf dan menarik pernyataannya itu, emosi
dan kejengkelan warga Nahdliyyin bisa membludak. Kami tak akan bisa
membendungnya," katanya.
Menurut Nabil, pernyataan Soetan Bathoegana mengenai Gus Dur beberapa saat lalu merendahkan akal budi dan ingatan publik. "Ia
mengabaikan SP3 yang diterbitkan Jaksa Agung bahwa Gus Dur bersih dari
kasus Bruneigate dan Buloggate. Hal itu sudah terbukti. Yang belum
terbukti justru kasus Century," tandasnya.
Selain
itu, kata Nabil, Soetan Bhatoeghana cuma mencontoh dan mengulangi
kemalasan politik yang biasa dipakai untuk pengalihan isu. Menurut dia, Soetan Bathoegana sengaja mengeruhkan sesuatu yang jernih untuk menutupi kekeruhan yang ada saat ini. "Bathoegana
dengan begitu tak hanya melecehkan Gus Dur, tapi memaksa Gus Dur untuk
menutupi kekeruhan yang terjadi di rezim pemerintahan yang berkuasa saat
ini," tandasnya.
No comments:
Post a Comment