New
York (ANTARA) - Anggota Komisi I-DPR RI, Hayono Isman, mengungkapkan
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) meminta Indonesia mengirim pasukan
penjaga perdamaian ke Suriah jika Dewan Keamanan menyetujui pembentukan
pasukan internasional ke negara bergolak itu.
Media internasional, yang mengutip para diplomat pada akhir Oktober lalu, melaporkan bahwa Herve Ladsous mengisyaratkan pihaknya dapat menyediakan pasukan perdamaian ke Suriah dengan kekuatan hingga 3.000 personil --yang siap digelar untuk mendukung gencatan senjata di antara pihak-pihak yang bertikai. Namun demikian, rencana PBB untuk penggelaran pasukan di Suriah itu masih harus mendapatkan persetujuan dari 15 negara anggota Dewan Keamanan.
Belum diketahui kapan penggelaran pasukan bisa terwujud karena hingga kini belum ada kesepakatan di tubuh DK-PBB sendiri dalam menyikapi konflik Suriah. Resolusi Dewan Keamanan yang dirancang untuk mengancam pemberian sanksi bagi pemerintah Bashar Al Assad telah diveto oleh dua anggota tetap, yaitu China dan Rusia.
Selain mengharapkan kontribusi pasukan Indonesia untuk ke Suriah, kata Hayono, Ladsous juga mengharapkan Indonesia dapat menyediakan 1.500 polisi perempuan untuk bergabung dengan pasukan perdamaian PBB di Darfur. "Kita belum tahu dapat menyediakan berapa banyak personil. Yang pasti, polisi perempuan ini dibutuhkan untuk lebih menangani situasi perempuan yang rentan terhadap kekerasan," ujar Hayono. Dalam pertemuan dengan Ladsous, kata Hayono, pasukan perdamaian Indonesia dipuji sebagai pasukan terbaik. "Pasukan kita dinilai tidak mempunyai cacat apapun, baik dalam hal pelaksanaan tugas maupun operasional dan administratif. Tidak heran kalau kita kerap diminta untuk menyumbang pasukan," ujar Hayono.
Indonesia saat ini berada di urutan-15 negara terbesar dalam hal pengirim pasukan penjaga perdamaian PBB. Menurut catatan Perutusan Tetap RI untuk PBB di New York, pasukan Indonesia sejumlah 1.993 personil saat ini tersebar di tujuh misi perdamaian PBB, termasuk di UNIFIL (Lebanon) 1.455 orang, UNAMID (Darfur) 140 orang, MONUSCO (Kongo) 175 orang, MINUSTAH (Haiti) 167 orang dan UNMISS (Sudan Selatan) sembilan orang. Selain itu, pasukan Indonesia juga bertugas di UNISFA (Abyei-Sudan) dan UNMIL (Liberia).
Belum lama ini, Indonesia juga diminta DPKO memberikan kontribusi berupa tiga helikopter M-17 beserta 120 personil dan 1 batalion infantri beranggotakan 800 personil untuk ditempatkan di Kongo bersama MONUSCO, yang diharapkan PBB sudah dapat dikirim pada Maret 2013.
Hayono Isman merupakan ketua delegasi Komisi I DPR-RI yang melakukan kunjungan kerja ke New York pada 12-15 November. Delegasi beranggotakan sembilan orang itu telah mengadakan serangkaian pertemuan dengan para pejabat tinggi dan badan PBB, termasuk Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon, Presiden Majelis Umum PBB ke-67, Vuk Jeremic, Kepala DPKO Herve Ladsous, Office for Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dan Central Emergency Relief Fund (CERF), UNDP, UN Department of Peace Keeping Operations (UNDPKO), serta UN Department of Field Service (UNDFS).
Adapun delapan anggota Komisi I lainnya terdiri dari Enggartiasto Lukita, Roy Suryo, Meutya Hafid, Adjeng Ratna Suminar, Achmad Daeng Se`re, Muhammad Idris Lutfi, Mirwan Amir dan Sayed Mustafa Usab.
Komisi I juga memanfaatkan kunjungan mereka untuk mengunjungi warga Indonesia di New York yang terkena Badai Sandy serta mengadakan rapat dengar pendapat dengan Wakil Tetap Perutusan Tetap RI untuk PBB di New York dan Konsul Jenderal RI di New York menyangkut pengawasan dan anggaran. (tp)
Sumber : http://id.berita.yahoo.com/pbb-minta-ri-kirim-pasukan-ke-suriah-092808388.html
No comments:
Post a Comment